Oleh : Muhammad Hakiem SP, S.T., M.T.
Dosen Institut Teknologi Sumatera, Lampung
Batam (eska) – Batam, dengan pesonanya sebagai kota industri dan pariwisata, menyimpan ancaman tersembunyi yang perlu diwaspadai: erosi. Di balik gemerlap pembangunan dan keindahan pantainya, erosi tanah mengintai, mengancam keberlanjutan lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Potensi Erosi di DAS Nongsa
Daerah Aliran Sungai (DAS) Nongsa, yang menjadi salah satu pusat kehidupan di Batam, memiliki potensi erosi yang perlu diperhatikan. Meskipun didominasi oleh lahan pertanian kering dan pemukiman, studi terbaru menunjukkan bahwa DAS Nongsa memiliki potensi erosi sebesar 12,28 ton/ha/tahun.
Angka ini memang belum tergolong kritis, namun dampaknya tidak bisa diabaikan. Erosi dapat menyebabkan kerusakan lapisan tanah, mengubah lanskap, merusak infrastruktur, dan meningkatkan sedimentasi di badan air.
Sedimentasi ini berdampak serius pada waduk, sungai, dan kanal, mengurangi kapasitas tampung air, dan meningkatkan risiko banjir. Selain itu, kualitas air juga terancam, mengancam kehidupan akuatik dan ekosistem perairan.
Dampak Erosi yang Merugikan
Bagi masyarakat pesisir Nongsa, dampak erosi semakin kompleks. Sektor perikanan, pariwisata, dan ketahanan air bersih terancam oleh sedimentasi dan pencemaran air.
Erosi juga dapat memicu longsor, terutama di daerah dengan topografi berbukit dan kondisi geologi yang labil. Longsor dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah, mengancam keselamatan jiwa, dan mengganggu aktivitas ekonomi.
Faktor Penyebab Erosi
Erosi di DAS Nongsa diperparah oleh kombinasi faktor alami dan aktivitas manusia. Curah hujan yang tinggi, topografi berbukit, dan kondisi geologi yang labil menjadi faktor alami pemicu erosi.
Di sisi lain, aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk pembangunan, pertambangan, dan perkebunan, memperburuk kondisi tersebut. Kurangnya vegetasi penutup tanah dan pengelolaan drainase yang buruk semakin mempercepat laju erosi.
Mitigasi dan Solusi
Mengatasi erosi di Batam membutuhkan upaya kolektif dari pemerintah dan masyarakat. Beberapa langkah mitigasi yang perlu diprioritaskan antara lain:
1. Konservasi Tanah: Reboisasi, penghijauan, dan penerapan terasering di lahan pertanian.
2. Pengelolaan Drainase: Perbaikan sistem drainase untuk mengendalikan aliran air permukaan.
3. Tata Ruang: Penegakan aturan tata ruang yang ketat untuk membatasi pembangunan di daerah rawan erosi.
4. Edukasi Publik: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mencegah erosi.
Pemerintah Kota Batam perlu mengambil peran aktif dalam mengendalikan erosi. Program-program penghijauan, pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, dan penegakan hukum terhadap pelanggaran tata ruang harus menjadi prioritas.
Masyarakat juga harus berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Menanam pohon, tidak membuang sampah sembarangan, dan berpartisipasi dalam program-program konservasi lingkungan adalah langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar.
Erosi adalah ancaman nyata bagi keberlanjutan Batam. Jika tidak ditangani dengan serius, erosi dapat merusak lingkungan, mengancam perekonomian, dan menurunkan kualitas hidup masyarakat.
Sudah saatnya kita semua bergandengan tangan, menjaga Batam dari ancaman erosi, demi masa depan yang lebih baik. (***)
Recent Comments