Tanjungpinang (eska) – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri di triwulan II-2024 year on year (y-on-y) mengalami perlambatan dibanding dengan periode yang sama di tahun 2023.
Dilansir dari Berita Resmi Statitistik (BRS) BPS Kepri, Rabu (7/8/2024), pada triwulan II-2024 (y-on-y) perekonomian Kepri tercatat tumbuh sebesar 4,90 persen, sedangkan, pada triwulan II-2023 (y-on-y) ekonomi Kepri tercatat tumbuh sebesar 5,04 persen.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kepri di triwulan II-2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan dua tahun terakhir yakni, triwulan II-2022 dan triwulan II-2023.
“Pada triwulan II-2022 ekonomi Kepri tercatat tumbuh 5,01 persen, dan triwulan II-2023 tumbuh sebesar 5,04 persen,” katanya.
Menurutnya, ada dua faktor yang menjadi penyebab, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kepri di triwulan II-2024 ini. Pertama, kinerja sektor pertambangan dan penggalian menurun cukup dalam.
“Sektor pertambangan dan penggalian pertumbuhannya -25 persen dengan andil pertumbuhan -3,29 persen,” jelasnya.
Faktor kedua, dari sektor pendidikan yang mengalami perlambatan. Pada triwulan II-2024 pertumbuhan sektor tersebut berada di angka -3,46 persen dengan andil pertumbuhan sebesar -0,04 persen.
“(Kondisi ini) Akibat fenomena pembebasan biaya SPP gratis SMA/SMK negeri,” ucapnya.
Kendati demikian, jika dihitung secara quartal to quartal (q to q), ekonomi Provinsi Kepri triwulan II-2024 tumbuh sebesar 0,62 persen.
“Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di semester I tahun 2024 atau c to c tumbuh sebesar 4,96 persen,” tuturnya.
Diutarakannya, setidaknya terdapat tiga sektor dari lapangan usaha yang menjadi andil pertumbuhan ekonomi Kepri di semeter I tahun 2024. Yaitu, industri pengolahan dengan andil pertumbuhan 3,42 persen, konstruksi 1,96 persen, serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dengan andil pertumbuhan sebesar 0,44 persen,
“Dari sisi pengeluaran sektor yang memberikan andil pertumbuhan adalah PMTB sebesar 3,38 persen, konsumsi rumah tangga 2 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar 0,23 persen,” tuturnya.(Uye).