Tanjungpinang (eska) – Satu persatu buruknya pelayanan di RSUD Tanjungpinang mulai terungkap, belakangan ini sejumlah warga Tanjungpinang, yang berobat di IGD RSUD milik pemerintah itu mengeluhkan sikap dan pelayanan oknum dokter serta perawat di rumah sakit itu yang tidak sopan.
Ternyata sebelumnya, pernah ada seorang pasien yang ditolak oleh pihak RSUD Tanjungpinang itu karena tidak mempunyai keluarga. Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepri, Rudi Chua, Selasa (29/7/2024).
Rudi menceritakan, sekitar satu bulan yang lalu dirinya mendapat laporan dari warga disalah satu kelurahan Kota Tanjungpinang yang meminta bantuan dirinya.
Waktu itu kata dia, warga yang menghubunginya itu menyampaikan, jika ada warga di kelurahan tersebut yang sakit tapi tidak memiliki keluarga atau hidup sebatang kara. Maka warga yang sakit tersebut dibawa ke RSUD Tanjungpinang. Setelah didiagnosa oleh dokter, warga itu harus menjalani rawat inap.
Namun, anehnya, karena warga yang sakit itu tidak memiliki keluarga, warga itu justru tidak diperbolehkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut.
“Setelah saya telepon supervisornya, menurut dia (supervisor) mereka kewalahan. Jadi kalau pasien itu ada keluarganya, keluarga pasien itu bisa membantu. Karena, yang bertugas hanya tiga orang sementara pasien yang mereka layani ada 24 orang,” katanya.
Rudi melanjutkan, alasan yang disampaikan oleh pihak RSUD Tanjungpinang itu sama sekali tidak beralasan. Sebab, menurutnya, dokter sudah mendiagnosa jika pasien itu harus dirawat inap. Tapi, karena pasien itu tidak memiliki keluarga, maka tidak diperbolehkan untuk dirawat.
“Ini sangat lucu, sebab di luar negeri saja, pasien malah dilarang untuk didampingi keluarga. Tapi di sini, justru pasien baru bisa dirawat kalau ada pendampingnya,” tuturnya.
Anggota DPRD Provinsi Kepri Dapil Kota Tanjungpinang inipun secara tegas, meminta kepada Pemko Tanjungpinang agar persoalan ini bisa segera diatasi. Karena, kata dia hal itu bisa terjadi disebabkan rumah sakit itu kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).
“lni harus menjadi atensi khususnya bagi Pj Wali Kota dan Dinkes. Karena ini masalah orang sakit. Permasalahan SDM ini harus menjadi prioritas dan segera dituntaskan,” tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah warga Tanjungpinang, yang berobat di IGD RSUD Kota Tanjungpinang mengeluhkan sikap dan pelayanan dokter di rumah sakit itu yang tidak ramah.
Hal itu disampaikan oleh Alfian. Ia menceritakan pada saat membawa orang tuanya berobat ke RSUD Tanjungpinang, malah mendapatkan pelayanan yang tidak menyenangkan.
Ia menilai, dokter dan perawat jaga di UGD tidak beretika dan tidak sopan dalam melayani pasien yang berobat rumah sakit.
“Saya waktu itu buru-buru bawa ke UGD karena orang tua saya sudah sesak napas, tapi dokternya hanya santai aja,” katanya kepada hariankepri.com, Sabtu (27/7/2024).
Saat itu kata dia, dokter yang bertugas malah menyampaikan, bahwa ibunya atau pasien itu masih bernapas. “Dokternya malah bilang, itu masih bisa bernapas, pernyataan itu membuat saya sakit hati,” terangnya.
Seharusnya, lanjut dia, selaku petugas kesehatan yang digaji oleh negara, mestinya melayani masyarakat maupun pasien dengan cara yang ramah.
“Tapi ini arogan, dan menganggap remeh dengan nyawa manusia,” ucapnya.
Bukan itu saja, kejadian ini terulang lagi saat dirinya juga mengantarkan ponakannya yang sakit. Masih dokter yang sama juga mengucap kalimat yang tidak pantas.
“Masa dia bilang pasien hanya numpang tidur di sana. Ini kan pernyataan yang sangat tidak sopan,” ucapnya kesal.
Ia pun meminta kepada Direktur RSUD Kota Tanjungpinang, untuk mengevaluasi para petugas maupun dokter yang bertugas di UGD RSUD Tanjungpinang itu.
Saat dikonfirmasi ke Kabid Pelayanan RSUD Tanjungpinang, Erza Sopia. Ia tidak bisa menjawab secara lugas dengan alasan lagi berada di luar daerah serta belum dapat informasi yang sebenarnya.
“Mohon maaf, saya lagi diklat di Bandung, jadi belum tau ceritanya,” ucapnya singkat. (Uye/Lam)