Tanjungpinang (eska) – Polemik siswa SD di Tanjungpinang yang dikeluarkan dari sekolah usai orang tuanya protes hadiah lomba dipotong, memantik perhatian Ketua Komisi II DPRD Tanjungpinang, Maiyanti.
Politisi Partai Gerindra itu pun angkat bicara dan meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tanjungpinang segera menyelesaikan masalah ini.
“Saya sudah minta langsung ke Kadisdik, Pak Teguh Ahmad Syafari, untuk segera selesaikan masalah ini. Jangan sampai berlarut-larut dan merugikan siswa,” tegasnya, saat dihubungi seputarkita.co, Kamis (12/12/2024).
Maiyanti mengaku kecewa jika kabar siswa dikeluarkan usai orang tua protes hadiah lomba dipotong itu benar adanya.
Ia mendorong Disdik dan semua pihak terkait untuk menelusuri polemik ini secara objektif, tidak hanya mendengar dari satu pihak saja.
“Harus ditelusuri, apa kata kepala sekolah, apa kata orang tua. Jangan sampai ada kesalahpahaman,” ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD Tanjungpinang ini.
Maiyanti menambahkan, Disdik telah melakukan mediasi antara kepala sekolah dan orang tua siswa. Ia berharap mediasi tersebut membuahkan hasil yang baik.
“Kita tunggu hasil mediasinya. Semoga ada titik temu,” harapnya.
Namun, jika mediasi gagal, Maiyanti menegaskan Komisi II DPRD Tanjungpinang siap mengambil tindakan lanjutan.
“Kalau tidak selesai, Komisi II siap panggil Disdik, kepala sekolah, dan orang tua untuk mencari solusi terbaik. Kita kawal kasus ini sampai tuntas,” pungkas Anggota DPRD Tanjungpinang dari Dapil 1 ini.
Sebelumnya, dunia pendidikan di Kota Tanjungpinang dihebohkan dengan kabar dikeluarkannya seorang siswa salah satu SD karena orang tuanya protes hadiah lomba anaknya dipotong.
Disdik Tanjungpinang pun, langsung turun tangan dan membantah adanya pemotongan hadiah. Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan SD Disdik Tanjungpinang, Achmad Suprapto, mengatakan, menurut penuturan kepala sekolah SD tersebut, hadiah yang lomba itu sudah diberikan utuh sebesar Rp 3,8 juta.
Sementara terkait, pengakuan orang tua yang menyebut, jika anaknya itu dikeluarkan dari sekolah. Achmad mengatakan, jika sejatinya siswa itu dipindahkan atas permintaan orang tua sendiri. Hal itu dapat dibuktikan dari pesan WhatsApp orang tua siswa itu ke sekolah.
Di sisi lain, orang tua siswa tersebut, justru mengaku hanya menerima Rp1,9 juta dari total hadiah Rp3,8 juta. (Pas)