Tanjungpinang (eska) – PT Logika Nusantara Indonesia membuka peluang kerjasama penggelolan sampah menjadi energi terbarukan di Tanjungpinang.
Pihak perusahaan mempresentasikan konsep pengelolaan sampah sebagai sumber energi terbarukan kepada Pemko Tanjungpinang.
Presentasi disampaikan di hadapan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tanjungpinang Zulhidayat beserta jajarannya.
Sekda mengatakan, pertemuan ini merupakan lanjutan dari diskusi sebelumnya dengan tim dari Malaysia yang berniat menjajaki kerja sama dalam pengelolaan sampah untuk menghasilkan energi.
“Tim dari Malaysia berminat mengeksplorasi potensi pengelolaan energi berbasis sampah di Tanjungpinang,” ujarnya.
Ia menyebutkan, penjajakan ini sejalan dengan dorongan pemerintah pusat dalam pemanfaatan energi hijau.
Saat ini, terdapat 12 daerah di Indonesia telah dipilih sebagai proyek percontohan, salah satunya Surakarta.
“Penjajakan ini tidak hanya pemanfaatan sampah untuk menghasilkan listrik, tetapi juga mendukung pengembangan energi terbarukan lainnya, seperti energi surya,” jelasnya.
Menurut Zulhidayat, tim Malaysia dipimpin oleh Dato Xavier Jayakumar Arulanandam, mantan Menteri Air, Tanah, dan Sumber Daya Alam Malaysia, memiliki pengalaman luas di bidang ini.
“Beliau memiliki banyak koneksi dan pengetahuan. Kami ingin melihat bagaimana pemahaman dan teknologi yang dimilikinya dapat diimplementasikan di kota Tanjungpinang, khususnya dalam dua produk, yaitu pengelolaan sampah dan tenaga surya,” tambahnya.
Namun, kata Zulhidayat, untuk menghasilkan energi hijau dari sampah, dibutuhkan minimal 500 ton sampah per hari, sementara saat ini kota Tanjungpinang hanya menghasilkan sekitar 100 ton per hari.
“Meski begitu, program pemilahan sampah akan terus berjalan sebagai langkah dalam mengurangi sampah,” pungkasnya.
Sementara itu, pemimpin Tim dari Malaysia, Dato Xavier Jayakumar Arulanandam menambahkan, sistem pengelolaan sampah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi kota Tanjungpinang dalam mengelola sampah sekaligus memproduksi energi ramah lingkungan.
“Dengan volume sampah yang cukup, kita dapat memanfaatkan sampah sebagai sumber energi hijau,” jelasnya. (Sah)