Jakarta (eska) – Industri otomotif Tanah Air sedang lesu. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penurunan penjualan mobil yang cukup signifikan sepanjang Januari hingga November 2024.
Bayangkan, penjualan mobil hanya mencapai 784.788 unit, turun 14,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan retail juga mengalami penurunan sebesar 11,2 persen.
Ketua Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengungkapkan kekhawatirannya. Ia pun berharap, penjualan mobil sampai akhir tahun 2024 dapat menyentuh 850 ribu unit.
“Angka ini sudah direvisi dari target awal 1,1 juta unit,” ujarnya, dilansir seputarkita.co dari tempo.co, Kamis (12/12/2024).
Jongkie menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menekan industri otomotif, di antaranya, opsen pajak, di mana pemerintah daerah akan memungut opsen dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
Kedua, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik menjadi 12 persen tahun depan, dan ketiga kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) juga naik sebesar 6,5 persen.
“Kenaikan PPN, opsen pajak, dan UMP akan semakin menyulitkan industri otomotif untuk mendapatkan angka penjualan yang baik tahun depan,” jelasnya.
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian pemerintah mengenai rencana penerapan PPN 12 persen.
“Kami akan melihat dahulu implementasinya dan memantau antusiasme masyarakat terhadap kendaraan baru serta tren pemesanan kendaraan selama pameran otomotif akhir tahun 2024,” ujarnya.
Meskipun situasi cukup sulit, Gaikindo ujar, Kukuh tetap optimistis menatap tahun 2025.
“Namun, diharapkan ada stimulus atau insentif dari pemerintah agar penjualan mobil bisa mencapai satu juta unit pada 2025,” pungkasnya.(Pas/tempo.co)