Tanjungpinang (eska) – Program seragam gratis dihapus oleh Pemko Tanjungpinang menuai polemik di tengah masyarakat, terutama bagi orang tua siswa baru jenjang SD dan SMP.
Padahal program tersebut merupakan sangat dinantikan oleh orang tua siswa, karena dapat mengurangi beban biaya saat ajaran tahun baru.
Vina Andriani (29), orang tua murid kelas 1 SDN 004 Bukit Bestari mengaku, penghapusan program seragam gratis gratis itu biasa saja bagi yang mampu.
“Bagi orang tua yang tidak mampu ya berat,” ujarnya saat dimintai tanggapan.
Vina mengaku, harus mengeluarkan merogoh kocek pribadi untuk membeli seragam sekolah buat anaknya.
Menurutnya, hal itu sangat berat karena harus membeli lima buah seragam sekolah baru. Saat ini ia baru membeli baju pramuka dan baju putih.
“Keluar ongkos lagi, dua baju saja sudah Rp200 an lebih, apalagi lima baju,” imbuhnya.
Sementara itu, Wahyuni salah satu orang tua anaknya bersekolah SD di Tanjungpinang Timur mengaku sangat miris dengan keputusan pemko yang tidak jadi membagikan seragam gratis.
“Padahal ini sudah kami tunggu-tunggu sejak beberapa bulan lalu,” ujarnya.
“Kami sengaja tak beli seragam banyak, karena pihak sekolah bilang nanti akan ada seragam gratis dari dinas,” lanjutnya.
Wahyuni mengatakan kalau anaknya baru tahun ini masuk SD sehingga otomatis sangat membutuhkan baju seragam gratis yang dijanjikan pemerintah itu.
Sebelumnya Wahyuni menyebutkan sudah pernah juga mendapat seragam itu dua tahun lalu.
“Kalau anak saya yang nomor satu sudah kelas 3, dia dapat dua tahun lalu waktu masih zaman ibu Rahma yang walikota,” imbuhnya. (Sah)
 - Program seragam gratis dihapus oleh Pemko Tanjungpinang menuai polemik di tengah masyarakat, terutama bagi orang tua siswa baru jenjang SD dan SMP.){kind=link}