Oleh:
Gloriella
Mahasiswa Universitas Jambi
Jambi (eska) – Gen Z, generasi yang lahir di era digital, memiliki kedekatan yang erat dengan teknologi. Tumbuh di era globalisasi, mereka terpapar berbagai budaya dan tren unik yang mudah diakses melalui media sosial.
Sayangnya, hasrat untuk mengikuti tren ini dapat menjebak Gen Z dalam gaya hidup konsumtif yang berdampak negatif pada keuangan mereka.
Meskipun mengikuti tren dapat meningkatkan rasa percaya diri, namun Gen Z perlu bijak dalam mengelola keuangan. Gaya hidup konsumtif dapat menjadi boomerang jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang mencukupi.
Ciri Khas Gen Z yang Mendorong Konsumtif
Beberapa faktor mendorong Gen Z pada gaya hidup konsumtif. Pertama, ketergantungan pada teknologi dan kemudahan akses informasi dan belanja online dapat memicu pembelian impulsif. Kedua, tren yang cepat berubah membuat Gen Z mudah tergoda untuk membeli barang tanpa memikirkan kegunaan jangka panjang.
Ketiga, anggapan “hidup hanya sekali” (YOLO “You Only Live Once“) dapat memicu pengeluaran berlebihan untuk kesenangan sesaat. Keempat, rasa takut ketinggalan tren (FOMO “Fear of Missing Out“) dapat mendorong Gen Z untuk membeli barang demi eksistensi di media sosial.
Gaya hidup konsumtif dapat menimbulkan berbagai bahaya. Pertama, jika pengeluaran melebihi pendapatan, maka akan menimbulkan masalah keuangan serius. Kedua, Gen Z perlu meningkatkan literasi keuangan agar dapat mengelola keuangan secara efektif.
Ketiga, gaya hidup konsumtif dapat menjerumuskan Gen Z pada pinjaman online dan investasi bodong yang merugikan.
Untuk menjaga keseimbangan gaya hidup dan keuangan, Gen Z dapat menerapkan beberapa strategi. Pertama, utamakan kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) sebelum memenuhi keinginan. Kedua, atur anggaran keuangan dengan metode 50/30/20, yaitu 50 persen kebutuhan, 30 persen keinginan, 20 persen tabungan dan investasi.
Ketiga, buat laporan keuangan untuk memantau pemasukan dan pengeluaran secara teratur. Keempat, siapkan dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga.
Kelima, mulai investasi dengan memilih instrumen yang aman dan terpercaya. Keenam, kurangi bermain media sosial untuk mengurangi godaan konsumtif. Ketujuh, hindari penggunaan paylater secara berlebihan karena dapat menimbulkan masalah keuangan.
Kesimpulan
Gen Z perlu bijak dalam mengelola keuangan dan menjaga keseimbangan antara gaya hidup dan kondisi finansial. Dengan menerapkan strategi yang tepat, Gen Z dapat menikmati masa muda tanpa mengorbankan masa depan keuangan.(***)
Recent Comments