BerandaDaerahFestival Kopi Merdeka : Digagas Joko Yuhono untuk Berdayakan UMKM, Kini jadi...

Festival Kopi Merdeka : Digagas Joko Yuhono untuk Berdayakan UMKM, Kini jadi Ladang Bisnis yang Mencekik Pedagang

Tanjungpinang (eska) — Sejak Sabtu (3/8/2024), harga sewa stand bazar sebesar Rp 550 ribu selama 8 hari untuk pelaku UMKM di Festival Kopi Merdeka dalam event Tanjungpinang Fest 2024 menjadi polemik yang cukup hangat di tengah masyarakat.

Banyak kalangan menilai jika tarif yang ditetapkan oleh panitia pelaksana di festival itu di luar batas kewajaran. Bahkan, menurut para pelaku UMKM yang ingin terlibat dalam festival tersebut, tarif yang tergolong tinggi tersebut diibaratkan seperti mencekik leher mereka.

“Harga sewa stand-nya sangat mencekik kami sebagai pelaku UMKM,” sebut salah seorang pelaku UMKM kepada seputarkita.co, pada Sabtu (3/8/2024).

Keluhan para pelaku UMKM terhadap pelaksanaan Festival Kopi Merdeka tahun 2024 ini, sepertinya sudah tidak seirama lagi dengan tujuan awal dicetuskannya festival tersebut.

Karena, jika ditilik ke belakang, saat festival ini pertama kali dilaunching oleh, Joko Yuhono, selaku inisiator festival ini pada 20 Agustus 2022 lalu.

Ketika itu, Joko yang saat itu merupakan Kajari Tanjungpinang mengatakan, Festival Kopi Merdeka merupakan perwujudan dari komitmen program Jaksa Agung, ST Burhanudin dan Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam upaya mendorong pemulihan dan meningkatkan ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid-19.

Festival Kopi Merdeka sebutnya, juga bertujuan untuk mewujudkan aspirasi pelaku UMKM, khususnya pemilik kedai kopi di Tanjungpinang yang tengah berusaha bangkit setelah dihantam pandemi Covid-19.

“Untuk itu kami hadir dan kami gelar acara ini yang dimaksudkan untuk pemulihan ekonomi masyarakat, memberdayakan UMKM dan menghidupkan Jalan Merdeka,” sebut pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Kejagung tersebut.

Dari catatan seputarkita.co, di tahun perdana pelaksanaannya, pada 20 – 21 Agustus 2022, animo masyarakat untuk hadir di festival ini cukup tinggi.

Hal itupun, berimbas pada total omzet yang didapat oleh 45 pelaku UMKM yang terlibat dalam festival itu yang jumlahnya mencapai Rp 300 juta.

Ketua Komunitas Kedai Kopi Tanjungpinang, Syahri Darma Putra, menyampaikan, di tahun kedua pelaksanaannya pada 2023, jumlah UMKM yang berpartisipasi di festival ini mengalami peningkatan cukup drastis, menjadi 145 pelaku UMKM. Di tahun 2024 ini, ujar, Darma pihaknya, menargetkan bisa melibatkan 165 UMKM.

Darma juga mengatakan, sejak tahun 2023, Festival Kopi Merdeka sudah masuk dalam salah satu rangkaian kegiatan event Tanjungpinang Fest 2023.

Event Tanjungpinang Fest sendiri merupakan agenda Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Alhamdulillah masuk event nasional sampai sekarang. Padahal awal modal sendiri tapi sekarang sudah di support pemerintah,” kata Darma dilansir dari detik.com, Selasa (6/8/2024).

Baca Juga:  Sebanyak 4.437 Orang Daftar Seleksi PPPK Pemprov Kepri

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, Festival Kopi Merdeka yang menjadi salah satu rangkaian dari agenda di event Tanjungpinang Fest telah memberikan dampak positif bagi sektor UMKM di Kota Tanjungpinang.

“Ke depan, (waktu) pelaksanaan Tanjungpinang Fest dan Festival Kedai Kopi akan diperpanjang, dan alokasi anggaran akan ditingkatkan guna memberikan manfaat yang lebih besar bagi UMKM serta hiburan masyarakat,” kata Ansar, saat menutup Event Tanjungpinang Fest 2023, pada Minggu (27/8/2023) lalu.

Namun, sayangnya, di tahun 2024 atau di tahun ketiga pelaksanaannya, Festival Kopi Merdeka yang seharusnya menjadi ajang untuk memberdayakan dan dapat memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, justru saat ini dikeluhkan oleh para pelaku UMKM itu sendiri.

Semangat Joko Yuhono dan harapan Gubernur Ansar untuk memberdayakan pelaku UMKM melalui festival itu, seakan sirna.

Penyebabnya, karena kebijakan panitia pelaksana yang mematok tarif sebesar Rp 550 ribu untuk biaya sewa stand bazar kepada pelaku UMKM yang terlibat dalam festival itu.

Tarif tersebut belum termasuk dengan iuran kebersihan dan keamanan sebesar Rp 10 ribu yang dipungut oleh panitia pelaksana setiap malamnya selama festival itu berlangsung pada 5 – 11 Agustus 2024.

Tak ayal, kondisi itupun membuat pelaku UMKM yang terlibat dalam festival itupun mengeluh. Beberapa diantara mereka, beserta sejumlah masyarakat pun menduga, jika pelaksanaan festival tersebut telah menjadi ladang bisnis oleh segelintir oknum untuk mengeruk keuntungan pribadi dengan melakukan pungutan liar melalui modus sewa stand bazar.

Ihwal tarif sewa stand sebesar Rp 550 ribu itu, membuat para netizen Tanjungpinang yang tergabung di grup Facebook Info Tanjungpinang riuh.

Para netizen ramai-ramai mengkritik kebijakan sewa stand tersebut. Ada yang menyebut, jika panitia akan mendapatkan banyak keuntungan dari harga sewa tersebut. Selain itu, ada juga yang merasa ironis dengan nasib pelaku UMKM karena merasa tercekik dengan harga yang ditetapkan tersebut.

Kemudian, ada pula yang membanding-bandingkan dengan event Dekra Fest 2024 yang berlangsung pada Sabtu (3/8/2024). Di mana, menurut para netizen di event yang digelar oleh Dekranasda Kepri itu, pelaku UMKM yang ingin berpartisipasi tidak perlu membayar apapun.

“Hari ini di Dekra Fest. Kita hanya tinggal datang bawa produk,” tulis akun M** r di grup Facebook Info Pinang, yang dilansir seputarkita.co, Sabtu (3/8/2024).

Salah satu netizen dengan akun H*** r di forum percakapan itu menyebut, jika dibandingkan dengan tahun lalu. Harga sewa stand di Festival Merdeka 2024 ini jauh lebih mahal.

Baca Juga:  Tahun 2024, Belanja Hibah Pemprov Kepri ke LSM dan Ormas Capai Rp 191 Miliar

“Tahun lalu cuma Rp 40 ribu, itupun sudah banyak (dapat) untung. Apalagi Rp 550 ribu,” tulisnya.

Ketua Pelaksana Festival Kopi Merdeka Isnaini Bayu Wibowo saat dikonfirmasi seputarkita.co terkait kebijakan tarif sewa stand bazar di festival tersebut, memilih bungkam.

Saat dihubungi, pada Sabtu (3/8/2024), ia hanya bersedia menceritakan ihwal pelaksanaan bazar itu. Namun, ia enggan jika pernyataannya itu dikutip.

Sejumlah masyarakat, ketika dimintai komentarnya, ihwal kewajiban pelaku UMKM membayar sewa stand di festival itu, menyebut, seharusnya, hal itu tak perlu dilakukan oleh panitia pelaksana. Seperti yang disampaikan oleh Roby, salah seorang warga Kota Tanjungpinang.

Karena menurut pria yang tinggal di kawasan Km 10, Kota Tanjungpinang ini, festival yang dikategorikan event berskala nasional itu, tentu sudah mendapatkan anggaran dari pemerintah.

Selain itu, sambungnya, festival tersebut, menjadi ajang bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dibanding hari-hari biasanya.

Pernyataan Roby tersebut, merujuk dari penuturan rekannya yang merupakan pemilik kedai kopi di Tanjungpinang. Menurut dia, sejak pertama kali festival itu digelar tahun 2022 lalu, rekannya tersebut selalu terlibat dan sudah merasakan “manis-nya” cuan yang didapat dari festival itu.

“Kata kawan saya, itulah momentnya mereka bisa dapat banyak untung dari hari biasa. Jadi menurut saya agak kelewatan aja kalau (pelaku) UMKM sampai harus ditarik biaya sewa stand. Terus kalau kata kawan saya, tahun lalu memang ada juga bayar stand, tapi tak semahal sekarang,” ucapnya yang ditemui, di Kawasan Bintan Center, Km 9, Kota Tanjungpinang, Selasa (6/8/2024).

Iffah warga lainnya, juga punya pendapat yang senada. Menurut wanita yang tinggal di Jalan Brigjen Katamso, Km 2, Kota Tanjungpinang ini, seharusnya, pelaku UMKM yang berpartisipasi di festival itu diberikan stand secara gratis oleh panitia. Tujuannya, agar pelaku UMKM di Kota Tanjungpinang ini bisa semakin berkembang.

“Untuk pembagian stand secara gratis itukan bisa diaturlah. Yang jelas, jangan sampai bayar, apalagi sampai sebesar itu (Rp 550 ribu,red). Kalaupun harus bayar, mungkin cukup untuk uang kebersihan saja. Intinya janganlah sampai memberatkan, karena mereka (UMKM) kan ikut itu selain promosi pasti mau dapat untung,” tuturnya.

Zulaikha, warga Jalan Ir Sutami, Kota Tanjungpinang, justru mempertanyakan, ke mana perginya uang sewa yang dipungut oleh panitia pelaksana di festival tersebut.

Karena, sepengetahuannya, Festival Kopi Merdeka yang masuk dalam event Tanjungpinang Fest 2024 itu, sudah mendapatkan dukungan dana dari pemerintah, baik APBN maupun APBD.

“Setahu saya, ada anggarannya itu dari pemerintah. Karena, itukan event nasional. Kalau tak salah, itu dari Kemenpar langsung,” ucap wanita yang bekerja sebagai tenaga honorer di salah satu OPD di Pemko Tanjungpinang itu.

Baca Juga:  Lansia 60 Tahun Warga Gunung Kijang Ditemukan Meninggal Dunia Diperkebunan

Dari hasil penelusuran seputarkita.co di mesin pencarian pada Selasa (6/8/2024), dugaan masyarakat yang menyebut jika festival tersebut mendapatkan dukungan anggaran dari pemerintah, ternyata memang benar adanya.

Hal itu berdasarkan data yang dirangkum dari Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) Kemenparekraf. Di laman itu, tertera jika Kemenparekraf telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 251 juta untuk pelaksanaan Tanjungpinang Fest 2024 yang di dalamnya termasuk Festival Kopi Merdeka.

Anggaran tersebut, diperuntukan bagi penyewaan 16 titik baliho dengan pagu Rp 11 juta, dan sewa 20 paket tenda dengan pagu anggaran Rp 240 juta. Dengan nama paket pekerjaan pengadaan sewa.

Selain anggaran dari APBN, ada juga dukungan dari APBD Provinsi Kepri yang berasal dari pagu anggaran Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri sebesar Rp 200 juta.

Berdasarkan di laman SIRUP Provinsi Kepri, anggaran tersebut untuk paket pekerjaan belanja jasa event organizer dukungan event Kopi Merdeka.

Saat seputarkita.co, mencoba mengonfirmasi ihwal anggaran tersebut kepada Ketua Panitia Pelaksana Isnaini Bayu Wibowo, pada Selasa (6/8/2024) nomor telepon yang bersangkutan tidak aktif.

Saat ini, event Tanjungpinang Fest 2024 yang di dalamnya termasuk Festival Kopi Merdeka, secara resmi telah dibuka oleh Menparekraf, Sandiaga Uno bersama Gubernur Kepri, Ansar Ahmad di Kawasan Kota Lama, Jalan Merdeka, Kota Tanjungpinang, pada Minggu (4/8/2024) malam lalu.

Menparekraf, Sandiaga Uno mengatakan, penyelenggaraan Tanjungpinang Fest 2024 akan menjadi salah satu pemacu tercapainya target 1,5 miliar wisatawan Nusantara. Sandi waktu itu menyampaikan, Tanjungpinang Fest 2024 merupakan salah satu dari 110 daftar KEN yang digagas oleh Kemenparekraf di tahun 2024 ini.

Dia menuturkan, dalam pelaksanaannya, event Tanjungpinang Fest 2024 dilaksanakan oleh Kemenparekraf yang bekerja sama dengan Pemprov Kepri, Pemko Tanjungpinang serta pengurus Festival Kopi Merdeka.

“Kepri akan menyumbangkan targetnya lebih dari 2 juta menuju 3 juta (wisatawan). Kita akan wujudkan dengan beberapa terobosan-terobosan. Insya Allah dengan gercep, geber dan gaspol Kepri bisa menjadi provinsi yang terdepan,” katanya.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad waktu itu menambahkan, kegiatan ini adalah salah satu bagian dari upaya memperkaya berbagai event-event budaya, event-event pariwisata di Kepri.

“Ini dalam usaha kita terus meningkatkan angka kunjungan wisata di Kepri. Kita ingin ke depan Kepri menjadi provinsi terbesar setelah Bali untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegaranya,” harapnya.(Uye/Sah).

Must Read

Related News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Seedbacklink