Tanjungpinang (eska) – Kawasan kuliner Anjung Cahaya Tanjungpinang mulai ditinggal pedagang, hal itu terjadi lantaran sepi pengunjung.
Salah satu pedagang, Daniel yang menyampaikan curahan hati (Curhat) kepada media ini mengatakan dari total 52 kios disiapkan hanya ada 25 pedagang yang berjualan di kawasan Ajung Cahaya.
“Jumlah pedagang semakin berkurang lantaran kondisi sepi pengunjung. Sekrang hanya terisi 4 pedagang dari puluhan kios yang disediakan,” ujarnya kepada seputarkita.co, Minggu (1/9/24).
Menurutnya, pedagang memilih pergi lantaran pemasukan tidak cukup. Ditambah lagi biaya sewa yang harus dibayar Rp770 untuk pedagang minuman dan Rp550 untuk pedagang makanan.
“Kondisi begini mau tidak mau pedagang angkat kaki, karena bulanan jalan terus, pengunjung tidak ada,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, banyak faktor membuat pengunjung tidak mau datang ke kawasan Anjung Cahaya.
Salah satunya karena berisiknya suara musik yang berasal dari cafe, yang bersebelahan dengan Anjung Cahaya.
Kata dia, pengunjung datang ke Anjung Cahaya ingin mendapatkan suasana tenang, suara musik tersebut sangat menggangu.
“Kami sudah sampai komplin tapi dianggap angin lalu, karena dianggap sama-sama bayar sewa,” ungkapnya.
Ia mengatakan, masih bertahan karena hanya mengharapkan pembeli yang lewat.
“Karena kita ditepi jalan mengharapkan yang beli bungkus, kalau pengunjung masuk tidak ada,” katanya.
Kendati begitu, dia mengakui pendapatan masih belum menutup modal yang dikeluarkan.
“Paling banyak dapat Rp50 Ribu penjualan. Bahkan malam Minggu cuma dapat 30 Ribu,” tuturnya.
Dia berharap pemerintah memperhatikan kondisi Anjung Cahaya yang sepi dengan menarik kembali pedagang yang telah pindah.
“Kembalikan lagi pedagang kesini, buat pedagang betah disini dengan sewa murah. Karena pengunjung tergantung pedagang, kalau ramai pedagang mereka akan datang,” pungkasnya. (Sah)